Semua pihak mempunyai caranya masing-masing dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadan, begitu juga dengan duta glam rock Indonesia, GRIBS. Vokalis mereka, Rezanov, membocorkan kepada Rolling Stone bahwa mereka telah merekam lagu glam rock dengan sentuhan religi, yang menurut anak-anak GRIBS disebut glamligi, dari glamour religi.
Diberi judul “Remi Mengkaji”, Rezanov tak ragu menyebut lagu bandnya tersebut sebagai lagu glam rock pertama di Indonesia, bahkan di Asia. Liriknya sendiri merupakan salah satu karya puisi Remy Soetansyah yang kali pertama dibaca Rezanov empat tahun silam.
“Bagi GRIBS, lagu ini memiliki sejarah panjang. Empat tahun silam, saya main ke rumah Remy Soetansyah untuk melihat puisi-puisinya. Beliau bilang, ‘Tuh ada puisi-puisi Om, siapa tahu butuh untuk lirik GRIBS.’ Banyak sekali puisinya yang saya baca, tapi ada satu yang menyita perhatian; sebuah puisi berjudul “Remi Mengkaji”, tentang seseorang yang melihat dan merenungkan kembali masa lalunya yang bergelimang dosa dan kesombongan,” terang Rezanov.
Tanpa pikir panjang, Rezanov langsung meminta izin kepada Remy agar puisi tersebut dapat digarap musiknya oleh GRIBS, yang ketika itu baru terbentuk. “Kalau tidak salah ingat, saya membuat notasi dasar di rumah bassist GRIBS, Arief Snik, namun tanpa sepengetahuan anak-anak,” lanjutnya.
“Remi Mengkaji” diakui Rezanov sebagai lagu yang sangat susah diaransemen. Ia bersama personel GRIBS lain mengincar kemegahan untuk lagu tersebut namun keinginan tersebut tak ingin dicapai karena, meminjam istilah yang dipakai Rezanov: nafsu besar, tenaga kurang.
Ketika lagu tersebut baru seperempat rampung, GRIBS nekat membawakannya pada acara Parade Bedung 2009. Rezanov mengenang, “Sambutannya lumayan, walau beberapa orang terlihat kebingungan dengan tujuan dari lagu ini.” Di sela pengerjaan album perdana, GRIBS tetap mencoba menggarap album ini dengan harapan akan tercantum dalam album. Namun harapan tersebut tak tercapai akibat konsep lagu, yang memiliki warna celtic dan Gregorian, belum kuat.
Tiga tahun berlalu tanpa perkembangan dan bahkan nyaris terlupakan, Rezanov berbincang dengan Remy yang kemudian berujung pada pembicaraan mengenai lagu “Remi Mengkaji”. Kehadiran gitaris anyar Eben Andreas yang menggantikan Dion Arnaldo memberikan pengaruh besar terhadap nasib lagu ini. Eben memberikan Reza kepercayaan diri dengan berkata: “Lagu ini keren. Bahkan bisa lebih asyik lagi, Za.”
Maret 2012, GRIBS mengadakan rapat tentang penggarapan album kedua dan rencana peluncuran single. “Kami lupa kalau pertengahan Juli sudah puasa, sayang kalau peluncuran single terpotong puasa. Kami pun berdiskusi lagi, mencoba memanfaatkan momen puasa sebelum peluncuran single GRIBS yang lain. Terjadilah debat yang cukup hangat di antara personel maupun manajemen. ‘Haruskah GRIBS mengambil momen puasa ini? Kita kan band rock! Bagaimana dengan citra GRIBS nantinya?’,” ujar Rezanov menceritakan.
Arief dan drummer Rashta kurang setuju kalau GRIBS merilis single religi dengan alasan citra, sementara Eben Andreas, yang beragama Kristen, justru sangat mendukung pemanfaatan momen puasa ini. “Bila GRIBS adalah Gigi, mungkin Eben adalah Dewa Budjana-nya. Semua kaget, kami pikir dia tak akan setuju mengambil momen puasa. Tetapi di sana kami menyadari bahwa Eben Andreas adalah seorang musisi sejati,” imbuh Reza lagi.
Setelah melalui kesepakatan bersama, “Remi Mengkaji”-lah lagu yang dipilih untuk menyambut bulan Ramadan. ArrangerHarry Budiman turut membantu pengerjaan lagu tersebut dengan memberikan arahan dan masukan ilmu baru. Berkat arahannya, “Remi Mengkaji” dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat.
Rencananya, lagu ini akan tercantum dalam kompilasi album religi rilisan sebuah label yang masih dirahasiakan. Tidak akan ada sistem unduh bebas, hanya airplay di beberapa radio serta video profil yang akan diunggah ke YouTube dalam waktu dekat ini.
Sumber : Rollingstone.co.id