Pemandangan tak biasa terjadi di sepanjang Jalan Bengawan Solo, Kelurahan Sumbersari, Hari Kamis siang. Di jalan protokol yang menghubungkan antara Kampus Tegal Boto dengan Alun-Alun Kota Jember itu, siang tadi, kondisinya sangat ramai, bahkan arus lalu-lintasnya macet total. Bahkan dilaporkan, arus lalu-lintas di sepanjang jalan tadi mengalami kemacetan total, selama sekitar 1 jam. Kondisi kacau ini terjadi, karena ratusan massa yang tergabung dalam Serikat Tani Independen (Sekti) menggelar aksi demonstrasi dengan melakukan longmarch dari Kantor Pemkab Jember menuru Gedung Dewan, dengan melewati jalan tadi. Semula, ratusan massa Sekti berkumpul dai Kantor Pemkab Jember. Di lokasi tadi, mereka menggelar orasi agar didengar oleh para pejabat yang berada di dalam kantor itu. Setelah puas berorasi, selanjutnya massa bergerak ke Gedung DPRD Jember, di Jalan Kalimantan. Yang disayangkan, saat melakukan longmarch, massa meluber hingga menutupi seluruh badan jalan sehingga lalu-lintas macet. Tak pelak, sejumlah pengguna jalan sempat melontarkan kekesalannya, kepada para demonstran yang menimbulkan kemacetan di jalan raya. Minimnya pengawalan dari aparat kepolisian, membuat suasana menjadi tidak terkendali. Pasalnya, petugas kepolisian nampak berkonsentrasi untuk pengamanan aksi di Gedung Dewan dan Kantor Pemkab, namun tidak banyak yang melakukan pengawalan terhadap perjalanan massa Sekti.
Sesampainya di Gedung Dewan, massa Sekti langsung melakukan orasi dan mengumandangkan tahlil. Dalam aksi ini, mereka menuntut penuntasan sejumlah kasus sengketa tanah di Jember, yang sampai saat ini masih terbengkalai.
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi ini, Munawar, menjelaskan, kasus sengketa agraria yang terjadi di Jember, jumlahnya sangat banyak. Tetapi, hingga saat ini, mereka tidak tahu kendala yang menghambat penuntasan atas kasus-kasus tadi. Kedatangan mereka untuk bertemu dengan anggota Dewan, merupakan upaya untuk mencari tahu persoalan tadi di tingkatan kebijakan. Munawar juga mengakui, tidak semua masyarakat yang terlibat sengketa tanah satu suara, tetapi berharap setelah pulang dari aksi ini, akan muncul solusi terhadap permasalahan yang tengah menimpa mereka itu.